Misteri Kematian Khadafi

Misteri Kematian Khadafi - Sebab kematian mantan pemimpin Libya Muammar Khadafi menimbulkan tanda tanya, setelah tersebarnya video dan gambar detik-detik akhir kehidupan mantan orang kuat itu.

Dalam gambar itu, diperlihatkan bagaimana Khadafi dalam kondisi berlumuran darah, ditarik, lalu dipukuli para pejuang revolusi yang sedang naik pitam.

Gambar itulah yang membuat dunia mempertanyakan kematian dramatis mantan diktator yang berusia 42 tahun itu. Kabar yang terkonfirmasi dari Perdana Menteri Libya Mahmoud Jibril menyebutkan, Khadafi tewas akibat peluru yang bersarang di kepalanya. Akan tetapi, ada dokter yang menyatakan Khadafi tewas akibat peluru di perutnya. Mana yang benar? Gambar dan video itu yang dianggap tak manusiawi itu tampaknya mampu membe-rikan beberapa kunci, apa yang sebenarnya terjadi terhadap Khadafi.

Jelas sekali, kalau Khadafi masih hidup ketika dia ditangkap di dekat Sirte.Dalam video itu, Khadafi terlihat dalam kondisi linglung dan terluka. “Biarkan dia hidup! Biarkan dia hidup,”demikian teriak seorang pejuang di tengah kerumunan. Khadafi keluar dari kerumunan dan suara tembakan pun terdengar keras. “Mereka menangkapnya (Khadafi) hiduphidup; dan ketika dia diamankan, mereka memukulinya dan kemudian menembaknya,”ujar salah satu pejabat senior NTC kepada Reuters.

“Dia mungkin melakukan perlawanan.” Pernyataan resmi NTC menyebutkan Khadafi tewas ketika sebuah senjata meletus setelah penangkapannya. Tembakan itu terjadi di antara para pendukungnya dan para pejuang propemerintah.“Dia meninggal karena sebuah peluru yang melukai kepalanya,”ujar Jibril.Padahal, NTC tidak memerintahkan untuk membunuh Khadafi. Jibril mengemukakan bahwa Khadafi ditangkap dalam kondisi sehat dan membawa sebuah senjata.“Tapi ketika diangkut dengan kendaraan, dia terjebak dalam baku tembak antara loyalis Khadafi dan pasukan revolusi,” katanya.

Dia menegaskan, Khadafi masih hidup hingga tiba di rumah sakit di Misrata. Bagaimana kronologi tewasnya Khadafi? Sebelum azan subuh berkumandang,Khadafi dikawal puluhan penjaga dan kepala militernya, Abu Bakr Younis Jabr, berusaha keluar dari Sirte pada Kamis (20/10). Mereka menuju Barat.Namun, kepergian mereka tidak jauh karena terdeteksi oleh para pejuang revolusi dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Prancis menyatakan pesawat tempurnya menyerang kendaraan militer milik pasukan Khadafi di dekat Sirte pada pukul 08.30 (20/10) waktu setempat. Namun, mereka tidak yakin bahwa apakah serangan itu menewaskan Khadafi atau tidak.

Seorang pejabat NATO mengatakan bahwa konvoi Khadafi dihantam rudal oleh pesawat Prancis atau pesawat tanpa awak Predator milik Amerika Serikat (AS). Sekitar tiga kilometer barat Sirte, 15 kendaraan militer dilengkapi dengan senjata mesin tampak terbakar. Sepertinya serangan yang terjadi akibat tembakan dari pesawat udara. Jumlah korban tewas di lokasi mencapai 50 orang. Bahkan, ada jenazah korban yang hancur dan tidak bisa dikenali. Mansour Daou, pemimpin pengawal pribadi Khadafi,bersama dengan Khadafi sebelum meninggal dunia.

Daou mengatakan kepada stasiun televisi Al Arabiya bahwa setelah serangan udara, para korban selamat terpecah-pecah dalam beberapa kelompok. Masingmasing kelompok menempuh jalur sendiri. “Saya bersama dengan Khadafi dan Abu Bakr Younis Jabr serta empat tentara lainnya,” katanya. Daou mengatakan, dia tidak menyaksikan kematian Khadafi karena dia terjatuh dan tak sadarkan diri setelah terluka di punggung akibat ledakan granat. Para pejuang revolusi mengatakan bahwa Khadafi dan seorang pengawalnya tampak berlari dan mencari perlindungan di dua buah pipa drainase.

“Pertama kita menembaki mereka dengan senjata antipesawat,” ujar Salem Bakeer, salah satu tentara NTC. Kemudian,Salem dan pasukannya mendekati lokasi Khadafi. Seorang pengawal Khadafi keluar dari gorong-gorong sambil mengarahkan senjata ke udara dan berteriak bakal menyerahkan diri. “Namun, dia melihat wajah saya dan langsung menembak ke arah saya,” kata Bakeer kepada Reuters. Setelah menaklukkan pengawal Khadafi, Bakeer mendekati gorong-gorong itu.“Muammar Khadafi di situ dan terluka,” katanya.

Khadafi sempat menolak ketika diajak keluar dari gorong- gorong.“Khadafi mengatakan, ‘apa yang salah? Apa yang salah? Apa yang terjadi’. Kemudian kita mengamankannya dan membawanya ke dalam mobil,” kata Bakeer. Dia menegaskan, Khadafi telah terluka di kaki dan punggungnya saat ditangkap. Namun, pejuang pemerintah lainnya yang ikut ambil alih dalam penangkapan Khadafi memiliki kronologi yang berbeda dengan Bakeer.Menurut Omran Jouma Shawan, Khadafi ditembak serta terluka oleh para pengawalnya pada menit-menit terakhir sebelum tewas.

“Salah satu pengawal Khadafi menembaknya di dada,” kata Shawan. Selain itu,ada juga versi lain detik-detik kematian Khadafi. Pejabat NTC Abdel Majid Mlegta mengatakan kepada Reuters, Khadafi terpojok di sebuah kompleks di Sirte setelah beberapa jam pertempuran. Dia terluka dalam baku tembak dengan pejuang NTC. “Apa masalahnya? Apa yang terjadi? Apa yang Anda inginkan?’ tanya Khadafi berulang kali saat ditangkap,” kata Mlegta. Dia menambahkan, Khadafi tewas akibat lukanya dan menutup mata saat akan diantarkan ke rumah sakit dengan ambulans.

“Dia mengalami pendarahan di perutnya. Perlu waktu yang lama untuk membawanya ke rumah sakit. Pendarahannya itu mengakibat dia tewas di dalam ambulans,”katanya. Sementara sumber pejabat NTC yang enggan disebutkan namanya, mengatakan bahwa para pejuang NTC memukuli Khadafi dengan keras.“Mereka membunuhnya.Ini perang,” katanya. Kemudian, anggota senior NTC Mohammed Sayeh mengatakan jika kolonel Khadafi dibunuh secara sengaja, itu yang mungkin hal yang pantas.

“Jika mereka membunuhnya sebanyak 1.000 kali, saya pikir itu tidak akan membayar kerugian warga Libya akibat apa yang dilakukan Khadafi. Kita telah kehilangan 70.000 orang terbaik kita akibat monster ini,”katanya dikutip BBC. andika hendra m

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/437776/